Tuesday, February 17, 2015

Risensi Novel "TAMU" karya Wisran Hadi


Analisis Novel

 Judul                          : Tamu
Pengarang                   : Wisran Hadi
Penerbit                       : Pustaka Utama Grafiti
Terbit                           : 2001
Cetakan                       : ke 4
Jenis                            : Fiksi
Tebal                           : 19 cm
Jumlah halaman           : 188
Sinopsis :

                        Ongga ingin kembali kepada suasana kekeluargaan seperti dulu. Ingin Ia gadaikan tanah pusaka yang menjadi sumber masalah sebagai akibat terbunuhnya Mamo itu.Orang yang di tuakan  yaitu Uyue Aji dan kaumnya meminta Ongga supaya bersedia menjadi kepala suku Guci, namun Ongga menolak. Uyue Ajie meninggal satu tahun lalu. Mamo di bunuh oleh Guguk,kemenakannya sendiri.Pembunuhan ini di sebabkan karena Mamo memaksa Emak Guguk untuk menandatangani surat persetujuan penjualan tanah pusaka,namun Emak Guguk menolak.Guguk di ajukan ke pengadilan.Hukuman untuk Guguk dapat di ringankan asal Ongga menemui hakim dan membawa uang. Sementara Ongga bingung siapa yang akan menanggung biaya hidup Istri dan anak Mamo.

            Burik datang menjelang magrib ke rumah Ongga. Ia menceritakan perbuatan istrinya , Niyuih yang telah berbuat serong dengan pedagang kentang.Niyuih telah bersumpah dan berjanji tidak melakukannya lagi,tapi seminggu kemudian Niyuih melakukanya lagi.Niyuih merasa bahwa ia telah di guna-gunai oleh pedagang kentang tersebut.Maka Niyuih meminta Burik untuk mencarikan obat.Untuk membantu Burik, Ongga berjanji akan mengobati penyakit Niyuih.
           
Salah seorang anggota kaum yang genit bernama Siluik.Ia datang menemui Ongga dan menceritakan bahwa ia telah di perkosa oleh dua orang laki-lakiTernyata setelah di selidiki ke dua laki-laki tersebut adalah teman sekolah Ongga dua puluh tahun dulu.Ke dua lelaki tersebut mengatakan bahwa Silkuik yang meminta melakukannya.Ongga membiarkan Siluik di olok-olok.
           
Ajie sirene adalah mamak dari Ongga yang suka berjudi. Ajie Sirene meminta uang ganti dari uang yang ia gunakan untuk menebus tanah pusaka dulu yang sekarang di diami oleh Emak Ongga. Karena tak memiliki uang maka Ongga berkata bahwa jika Ia membayar tanah pusaka tersebut,Ia dan emaknya keluar dari kaum Guci.Namun Ajie Sirene diam.

 Perbincangan di antara Ongga dan orang tua yang di kiranya tersesat itu tampak membingungkan.Ternyata orang tua itu bernama Abdul Rauf.Ongga menatap mata orang tua itu.Ada yang berbeda di matanya.Lalu orang tua itu minta izin pulang.

            Ongga terserang penyakit jantung.Semua famili menjenguk Ongga.Karena tak memiliki uang untuk biaya rumah sakit, maka Reno meminjam uang kepada famili.Namun familinya tak ada yang memberikan pinjaman karena beranggapan penyakit jantung adalah penyakit orang kaya.Terpaksalah Reno menjual cicin dan kalungnya.Setelah pulang dari rumah sakit.Ongga menceritakan tentang pertemuaannya dengan orang tua tempo hari.Familinya berpendapat bahwa Ongga telah menerima karunia.Ampulu mencoba memastikan siapa tamu itu.Ongga ingin secepatnya mencari kepastian siapa tmu itu, jelmaan orang suci atau setankah.

            Ongga dan Reno berdiskusi tentang orang tua misterius itu di atas ranjang.Sebelum meninggal Buya telah siap membangun perguruan agama yang dulu hancur semasa kemerdekaan.Namun gagal,sebab Buya meninggal.Mungkin perkataan orang tua itu tentang “persaudaraan” adalah mengingatkan untuk mengumpulkan lagi saudara-saudara Ongga dari Buya.Namun bisa jadi pula bahwa orang tua itu jelmaan Angkunya Ongga yang memiliki pengawal angker.pertemuanya dengan orang tua itu bsa jadi adalah proses pemberian “pengawal khusus” dari Angku untuk Ongga.

            Anak-anak Uyue Ajie mencoba mencari dukun untuk mecelakai Ongga. Sebab mereka menganggap Ongga adalah biang dari kematian Uyue Ajie.Menurut Ampulu Ongga harus mempelajari ilmu batin untuk melindungi diri.Ampulu mempertemukan Ongga dengan Mak Jafar. Dia mulai bertanya-tanya dalam hati tentang kemampuan Mak Jafar,mulailah Ia tertarik untuk belajar ilmu batin.

            Etek adalah famili Reno dan merupakan seorang dukun. Etek mengeluarkan kartu judi.Dengan kartu itu Ia meramal bahwa Abdul Rauf adalah setan.Etek memerintahkan Reno mencari dua telur ayam dan daun pisang,lalu di masak dan harus di makan Ongga sebelum sholat Isya’.Dua hari kemudian Etek pamit untuk pulang.

            Tempat tinggal kaum Guci kini di tempati banyak pendatang.Pendatang itu memaksa agar kam Guci mewaqafkan tanah pusaka untuk di didirikan sebuah masjid.Teme yang tak tau apa-apa menyetujuinya lalu menceritakan hal itu pada Ongga.Ongga marah besar dan menyuruhnya utuk mencabut penyetujuan tersebut.Pengurus surau yang baru datang ke rumah Ongga untuk membujuk Ongga menandatangani surat pewaqafan.Teme merasa di khianati.Ternyata Ongga tetap tidak setuju untuk pewaqafan tersebut.

Kematian Ajie sirene sebagai lelaki tertua harus melewati beberapa rapat sebelum jenazah di mandikan. Anak-anak meminta jenazah ayahnya di makamkan di tanah kaum Jabak.Namun warga Guci meminta di makamkan di tanah kaumnya.Mereka saling berebut hingga jenazah berhasil di bawa oleh kaum Guci.Mereka membawa ke Surau Batu.E sok harinya jenzah di rawat kembali dan di makamkan.
           
Ajie Sirene adalah orang yang kuat dan memiliki dua pusaka.Tapi setelah ia meninggal tak tahu lagi di mana keberadaan pusaka tersebut.Muncul dugaan bahwa yang membawa pusaka saat ini adalah Ongga, sebab beberapa hari sebelum Ajie Sirene meninggal kerap berkunjung ke rumah Ongga.Ongga di desak kaum untuk menunjukan pusaka tersebut.Ongga hanya menunjukan batu krikil dan parang berkarat, karena itulah benda yang di berikan Ajie Sirene.

            Said adalah kaum suku Guci yang merantau,kembali ke kampung dengan kemelaratan.Ia tinggal di rumah Ongga.Ongga menceritakan keluh kesahnya pada Said.Ongga pun meminta Said untuk menjadi filter permasalahan yang di adukan padanya.

            Setelah selesai jalan-jalan pagi,Ongga melihat orang tua berdiri di halaman rumahnya.Ternyata ia adalah teman Ajie Sirene yang menagih hutang mamaknya.Orang tua iu mengancam membunuh Ongga jika tak melunasi hutang tersebut.Said melihat dari balik jendela rumah dan Ia telah yakin bahwa setiap masalah yang datang pada Ongga selalu menyiksanya.
           
Salinan surat dari pengadilan yang membenarkan pembongkaran Surau Batu karena akan di bangun masjid di dapat Teme dari kelurahan.Sebagian kaum ada yang percaya dan ada yang tidak.Ongga mengatakan bahwa surat itu palsu.Lurah mengatakan bahwa akan datang terpadu dari pengadilan dan dari jawatan agama.Setelah semua berkumpul untuk bertemu dengan tim tersebut, Said di tarik oleh salah seorang dari tim tersebut.Ternyata orang itu adalh teman Said.Ia mengatakan kepada Said bahwa pemaksaan pewaqafan tanah ini adalah kedok seseorang yang ingin mengambil alih kekuasaan.

Japan di tuduh telah menerima uang pengganti tanah pandam pekuburan yang terpakai oleh proyek air minum dan menjadi pelaku dalam pewaqafan tanah Surau Batu. Japan di undang untuk menghadiri rapat, namun dia berangkat dengan berat hati.Dalam rapat Kicok berpendapat dengan keras agar orang yang tersangkut penggelapan uang untuk mengaku pada kaum.Lalu Japan berdiri di tengah ruangan melepas pakaiannya lalu memberikan pisau ke Said.Japan tidur di lantai dan siap jika akan di bunuh.Semua diam.Kicok mendekati Japan lalu merangkulnya.Semua anggota kaum saling berangkulan.

Ongga merasa lega karena tidak ada lagi tamu yang datang.Namun lama-lama Ia merasa kesepian.Setiap sore hari Ongga dududk di beranda menunggu tamu, namun tak ada tapi yang berkunjung.Reno istrinya menyarankan agar Ongga pergi berkunjung ke rumah famili agar tak kesepian.











































Hasil Analisis Novel
Unsur Intrinsik:
Tema Mayor                :Perjuangan

Tema minor                 : Ketabahan seseorang dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kaumnya.

Tokoh & penokohan   :
·         Ongga             :Tabah                                                                  Bukti                      :Said mengelengkan kepala melihat
ketabahan Ongga menhadapi...              
(Halaman 153).
·         Reno                :Perhatian                                                                 Bukti                  :Ternyata Reno belum tidur.Dia ikut
memikirkan…  (Halaman 73).
·         Burik               :Agresif                                                                      Bukti                :Sekiranya Burik tidak terlalu emosi,tentulah
ia dapat memperkirakan…. (Halaman 20).
·         Guguk             :Bertanggung jawab                                           Bukti                        :Guguk dengan tenang pulang,Kemudian
langsung membawa pakaian ke kantor polisi. (Halaman 11).
·         Ajie Sirene      :Curang                                                                 Bukti                     :“Tidak erlu kau heran…….sewa tanah itu
padaku”.  (Halaman 39).
·         Abdul Rauf     :Misterius                                                      Bukti                 :Tujuh kali Ongga………menunggu Ongga
memulai bicara. (Halaman 45).
·         Said                 :Tidak mudah percaya                                          Bukti                      :Ingin membuktikan apakah yang di katakan
Ongga benar,…. (Halaman 153).
·         Japan               :Bertanggung jawab                                                Bukti                   :Semua mata tertuju ke arah Japan….terus
mengalir. (Halaman 174).
Alur                             : Campuran
A.    Alur maju
Pengenalan      : Ongga ingin kembali kepada suasana kekeluargaan seperti dulu. Ingin Ia gadaikan tanah pusaka yang menjadi sumber masalah sebagai akibat terbunuhnya Mamo itu.Orang yang di tuakan  yaitu Uyue Aji dan kaumnya meminta Ongga supaya bersedia menjadi kepala suku Guci, namun Ongga menolak. Uyue Ajie meninggal satu tahun lalu.
Munculnya masalah  : Tempat tinggal kaum Guci kini di tempati banyak pendatang.Pendatang itu memaksa agar kam Guci mewaqafkan tanah pusaka untuk di didirikan sebuah masjid.Teme yang tak tau apa-apa menyetujuinya lalu menceritakan hal itu pada Ongga.Ongga marah besar dan menyuruhnya utuk mencabut penyetujuan tersebut.Pengurus surau yang baru datang ke rumah Ongga untuk membujuk Ongga menandatangani surat pewaqafan.Teme merasa di khianati.Ternyata Ongga tetap tidak setuju untuk pewaqafan tersebut.
Klimaks           : Salinan surat dari pengadilan yang membenarkan pembongkaran Surau Batu karena akan di bangun masjid di dapat Teme dari kelurahan.Sebagian kaum ada yang percaya dan ada yang tidak.Ongga mengatakan bahwa surat itu palsu.Lurah mengatakan bahwa akan datang terpadu dari pengadilan dan dari jawatan agama.
Anti klimaks    : Setelah semua berkumpul untuk bertemu dengan tim tersebut, Said di tarik oleh salah seorang dari tim tersebut.Ternyata orang itu adalh teman Said.Ia mengatakan kepada Said bahwa pemaksaan pewaqafan tanah ini adalah kedok seseorang yang ingin mengambil alih kekuasaan.
Peleraian          : Lalu Japan berdiri di tengah ruangan melepas pakaiannya lalu memberikan pisau ke Said.Japan tidur di lantai dan siap jika akan di bunuh.Semua diam.Kicok mendekati Japan lalu merangkulnya.Semua anggota kaum saling berangkulan.
B. Alur mundur
Pengenalan      : Ongga ingin kembali kepada suasana kekeluargaan seperti dulu. Ingin Ia gadaikan tanah pusaka yang menjadi sumber masalah sebagai akibat terbunuhnya Mamo itu.Orang yang di tuakan  yaitu Uyue Aji dan kaumnya meminta Ongga supaya bersedia menjadi kepala suku Guci, namun Ongga menolak.Uyue Ajie meninggal satu tahun lalu.
Muncul masalah          : Kematian Ajie sirene sebagai lelaki tertua harus melewati beberapa rapat sebelum jenazah di mandikan. Anak-anak meminta jenazah ayahnya di makamkan di tanah kaum Jabak.Namun warga Guci meminta di makamkan di tanah kaumnya.Mereka saling berebut hingga jenazah berhasil di bawa oleh kaum Guci.Mereka membawa ke Surau Batu.E sok harinya jenzah di rawat kembali dan di makamkan.
Klimaks                       :Anak-anak Uyue Ajie mencoba mencari dukun untuk mecelakai Ongga. Sebab mereka menganggap Ongga adalah biang dari kematian Uyue Ajie.
Anti klimaks                : Menurut Ampulu Ongga harus mempelajari ilmu batin untuk melindungi diri.Ampulu mempertemukan Ongga dengan Mak Jafar. Dia mulai bertanya-tanya dalam hati tentang kemampuan Mak Jafar,milailah Ia tertarik untuk belajar ilmu batin
Peleraian                      : Ongga merasa lega karena tidak ada lagi tamu yang datang.Namun lama-lama Ia merasa kesepian.Setiap sore hari Ongga dududk di beranda menunggu tamu, namun tak ada tapi yang berkunjung.Reno istrinya menyarankan agar Ongga pergi berkunjung ke rumah famili agar tak kesepian.

Setting                         :
           a.Waktu            :
·         Petang hari                                                                                  Bukti           : Burik datang menjelang magrib. (Halaman 19).
·         Pagi hari                                                                                    Bukti : Ongga baru saja berdiri di pekarangan setelah
jalan pagi,……. (Halaman 149).
·         Subuh hari                                                                                Bukti  : Menjelang subuh terdengar pintu rumah Ongga
diketuk. (Halaman 37).
·         Siang hari                                                                                 Bukti  :Sehabis makan siang,Ongga duduk sendiri di ruang
tengah. (Halaman 8).
          b.Suasana                      :
·         Menengangkan                                                                             Bukti          : Wajahnya tegang,seperti layaknya orang
memanggil kematian. (Halaman 19).
·         Menyedihkan                                                                                     Bukti    : Setelah lama di tunggu,terdengar isakanya.                
(Halaman 174).
·         Mengharukan                                                                                  Bukti       : Said mengelengkan kepala melihat ketabhan
Ongga menghadapi... (Halaman 153).
c.Tempat                     :
·         Rumah Ongga                                                                                    Bukti    : Malam itu Siluik tidak ingin pulang.Dia ingin
bermalam di rumah Ongga. (Halaman 30).
·         Surau Batu                                                                                   Bukti          : Akhirnya pintu Surau di bongkar paksa oleh..         
(Halaman 126).
·         Gudang                                                                                              Bukti    : Sebuah gudang dari bengkel traktor yang terletak
di seberang….. (Halaman 173).
Sudut pandang                        : Orang ketiga serba tahu.Sebab menyebutkan nama para tokoh.    
Bahasa                         : Susunan bahasa yang di gunakan melukiskan sesuatu dengan tidak sewajarnya.                 
Amanat                       : Sabar,tegar dan berusaha adalah kunci keberhasilan dalam                                                                                                                                                                        
menghadapai masalah sebesar apapun.
Unsur Ekstrinsik
Nilai budaya                :Beradalah di dekat seseorang ketika dalam keadaan senang maupun susah.
Bukti                           : Kaum famili Ongga datang ke rumah Ongga saat memiliki masalah dan menjenguk Ongga saat baru pulang dari rumah sakit.
Nilai religius                :Jagalah bangunan kuno Islam agar tidak tergerus oleh bangunan baru Islam.
Bukti                           : Kaum Guci menolak untuk mewaqafkan tanah untuk membangun masjid modern, sebab mereka ingin mempertahankan Surau Batu.
Nilai pendididkan       :Janganlah mudah percaya kepada ucapan seseorang tanpa adanya bukti.
Bukti                           : Said menyetujui permintaan Ongga untuk menjadikannya “filter masalah” yang datang pada Ongga ,saat Said melihat sendiri ketabahan Ongga dalam menghadapi setiap masalah anggota kaumnya.

No comments:

Post a Comment